Kasus Rawat Inap Covid-19 Melonjak di Singapura, Dominasi Varian KP
Jumlah pasien rawat inap akibat Covid-19 di Singapura mengalami peningkatan dalam dua pekan terakhir. Peningkatan ini dikaitkan dengan gelombang baru infeksi yang didominasi varian KP.1 dan KP.2.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengungkapkan bahwa rata-rata pasien rawat inap harian meningkat menjadi sekitar 250 dari 171 pada pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata kasus harian di ICU masih terkendali, dengan tiga kasus per hari.
MOH mengidentifikasi KP.1 dan KP.2 sebagai varian yang bertanggung jawab atas dua pertiga kasus Covid-19 baru di Singapura. Namun, varian ini tidak menunjukkan bukti peningkatan penularan atau keparahan penyakit.
Data MOH menunjukkan peningkatan kasus Covid-19 dari 13.700 pada pekan sebelumnya menjadi 25.900 pada pekan 5-11 Mei 2024. Menteri Kesehatan Ong Ye Kung memprediksi gelombang kasus terbaru akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat pekan ke depan, sekitar pertengahan hingga akhir Juni.
“Kita berada di awal gelombang. Gelombang ini terus meningkat,” kata Ye Kung. “Menurut saya, gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan.”
Ye Kung mengimbau warga dengan risiko tinggi, seperti lansia, pengidap komorbid, dan individu dengan sistem kekebalan lemah, untuk menerima dosis tambahan vaksin Covid-19 jika belum mendapatkannya dalam 12 bulan terakhir.
Meskipun belum diketahui gejala spesifik yang terkait dengan varian KP, masa inkubasinya diperkirakan sama dengan varian Omicron sebelumnya, yaitu sekitar lima hari. Kekebalan yang lebih kuat akibat vaksinasi dan infeksi sebelumnya diyakini mengurangi keparahan gejala.
Selain varian KP, MOH juga mengamati munculnya varian FLiRT, namun belum ada gejala khas yang terkait dengan varian ini. Namun, gejala yang mirip dengan varian JN.1 dilaporkan, di antaranya demam, batuk, dan sakit tenggorokan.