Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan Gandeng Mitra untuk Mitigasi Iklim
Jakarta – Dalam upaya mendukung perbaikan iklim di Indonesia, Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan (YMTP) menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak. Kolaborasi ini diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Senin (24/6) di Hotel Pullman, Jakarta.
Ketua Umum YTMP, Heru Gunawan, mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konservasi, rehabilitasi, dan mitigasi perubahan iklim.
“Masyarakat Indonesia masih banyak yang bingung tentang konservasi, rehabilitasi, apalagi dikaitkan dengan karbon,” ujar Heru.
Menurut Heru, pemahaman yang baik sangat penting agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya mitigasi iklim di tingkat individu. Ia menekankan bahwa selain restorasi dan penanaman, masyarakat juga perlu memahami pentingnya biaya untuk keberlanjutan.
Dalam MoU ini, fokus pembiayaan akan diprioritaskan pada pembangunan sistem pertambakan teknologi tradisional yang mengintegrasikan usaha perikanan dan penanaman mangrove (silvofishery). Selain itu, proyek percontohan akan dilakukan di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Heru juga menjelaskan bahwa pihaknya akan memanfaatkan teknologi dari Promax Digital untuk memudahkan masyarakat berpartisipasi dalam pengurangan emisi karbon. Masyarakat dapat membeli token di pasar, yang mewakili hak mereka dalam mencapai netralitas karbon.
CEO Earth Exchange, Schard E. Brannon, yang turut hadir dalam penandatanganan MoU, menekankan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Ia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki target untuk menurunkan emisi sebesar 41 persen pada tahun 2045 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.
“Kami berkomitmen untuk menurunkan emisi gas yang diprediksi mencapai 41 persen pada tahun 2045. Pada tahun 2060, kami menargetkan netralitas karbon, di mana emisi yang dikeluarkan dan diserap akan seimbang,” jelas Brannon.