Penangkapan Ikan Terukur: Langkah Indonesia Tunjukkan Penangkapan Berkelanjutan untuk Pasar Global
Dalam upaya meningkatkan kepercayaan pasar global terhadap praktik penangkapan ikan di Indonesia, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meluncurkan percontohan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) di Kota Tual dan Kepulauan Aru, Maluku.
Menteri Trenggono mengungkapkan bahwa ekspor ikan Indonesia menghadapi hambatan masuk ke pasar Eropa karena metode penangkapan yang dianggap tidak ramah lingkungan dan merusak ekosistem laut. PIT hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini dengan menerapkan praktik penangkapan yang efisien dan berkelanjutan.
“PIT memberikan keyakinan kepada pasar bahwa ikan kita ditangkap dengan lebih baik, lebih terdeteksi, dan lebih efisien,” ujar Trenggono.
PIT bertujuan untuk menghubungkan hulu (penangkapan) dengan hilir (pengolahan dan pemasaran), pemerataan ekonomi, dan efisiensi penangkapan ikan. Hal ini juga diharapkan dapat menjaga kualitas ikan hasil tangkapan, memperkuat hilirisasi produk, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Percontohan PIT diproyeksikan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Tual dan Kepulauan Aru, sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia. “Produktivitas dan pengembangannya dilakukan di sini, sehingga efek gandanya sangat besar,” kata Trenggono.
Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP TB Haeru Rahayu memproyeksikan PIT akan meningkatkan produksi hasil tangkapan hingga 4.578 ton per bulan, dengan tambahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp48,8 miliar per bulan.
Selain itu, PIT diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sekitar 5.130 orang dan membuka peluang ekspor langsung dari Maluku. “Nilai produksi ikan dari 187 kapal diperkirakan mencapai Rp48,4 miliar per bulan,” kata Haeru.
Pemerintah berkomitmen untuk terus memotivasi dan mensinergikan upaya semua pihak untuk menyukseskan PIT. “Kami yakin PIT dapat menjadi langkah maju bagi Indonesia dalam menunjukkan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing produk perikanan kita di pasar global,” pungkas Trenggono.