Ekspor Indonesia Menguat pada Mei 2024, Surplus Perdagangan Terjaga
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan bahwa total ekspor Indonesia pada Mei 2024 mencapai 22,33 miliar dolar AS. Nilai ini menunjukkan peningkatan sebesar 13,82 persen dibandingkan April 2024 dan 2,86 persen dibandingkan Mei 2023.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan, kenaikan ekspor ini ditopang oleh pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 14,46 persen dan ekspor migas sebesar 5,12 persen dibandingkan April 2024. Hasilnya, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar 2,93 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan surplus April 2024 senilai 2,72 miliar dolar AS dan Mei 2023 senilai 0,43 miliar dolar AS.
“Capaian ekspor Mei 2024 turut berkontribusi pada surplus perdagangan yang positif,” ujar Zulkifli dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Semua sektor ekspor mengalami pertumbuhan positif secara bulanan (MoM). Sektor pertanian mencatat peningkatan tertinggi sebesar 32,45 persen, diikuti industri pengolahan (16,40 persen) dan pertambangan (5,93 persen). Peningkatan ini didorong oleh pola musiman pasca-Lebaran dan kenaikan harga komoditas pertanian dan pertambangan unggulan, seperti teh, bijih besi, emas, tembaga, dan nikel di pasar global.
Di antara produk nonmigas, kenaikan ekspor tertinggi tercatat pada kapal, perahu, dan struktur terapung (204,23 persen), ampas/sisa industri makanan (49,09 persen), kakao dan olahannya (42,83 persen), kopi, teh, dan rempah-rempah (41,73 persen), serta pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (36,96 persen).
Meski demikian, beberapa produk mengalami penurunan ekspor, yakni lemak dan minyak hewan/nabati (14,32 persen) dan bubur kayu (5,73 persen).
China, AS, dan India tetap menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 42,39 persen. Namun, lonjakan ekspor terjadi ke Qatar (1.434,77 persen), Jerman (86,03 persen), Turki (78,91 persen), Belanda (64,58 persen), dan Spanyol (56,50 persen).
Sebaliknya, ekspor nonmigas merosot ke Pakistan (23,55 persen), Italia (17,09 persen), Swiss (16,66 persen), Korea Selatan (16,42 persen), dan Meksiko (13,16 persen).
Secara kumulatif, ekspor Indonesia sepanjang Januari-Mei 2024 mencapai 104,25 miliar dolar AS, turun 3,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya ekspor nonmigas sebesar 3,84 persen, sementara ekspor migas meningkat sebesar 1,35 persen.